Pendidikan Anak dalam Islam

Oleh

Syaifuddin Sabda

 

Salah satu persoalan serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita di Indonesia saat ini ialah menurun dan rendahnya kualitas pendidikan anak-anak Indonesia sejak 13 tahun terakhir.  Berdasarkan hasil dua penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2019 dan 2020 menunjukkan: Pertama: anak-anak yang tinggal di negara-negara miskin dan negara berpendapatan rendah/menengah (termasuk Indonesia) sebanyak 53% hingga 80% tidak bisa membaca dan tidak mampu memahami cerita ringkas dalam suatu teks sederhana, meskipun mereka sudah tamat SD. Kedua: bahwa kemampuan belajar (learning ability) anak-anak Indonesia tergolong lemah dan rendah. Kajian ini berdasarkan suatu analisis yang menghubungkan antara rata-rata lama sekolah dengan mutu belajar. Siswa yang telah belajar selama 12,3 tahun (tamat SMA), kualitasnya dinilai hanya setara dengan lama belajar selama 7,9 tahun saja (setara dengan kualitas siswa kelas II SMP).  Selain itu sebagaimana terdapat dalam artikel ilmiah yang ditulis lima sarjana terpandang: Amanda Beatty dkk. menyebutkan bahwa capaian hasil belajar siswa-siswa Indonesia mengalami penurunan sangat drastis dalam waktu 14 tahun terakhir. Khususnyadi bidang , kemampuan matematika pelajar-pelajar kelas II SMP dinilai sama dengan kemampuan siswa yang duduk di kelas IV SD.

Kemampuan membaca, berhitung dan menulis adalah kemampuan dasar yang sangat dasar dan sangat menentukan keberhasilan seseorang selanjutnya, jika tiga hal itu lemah, maka akan berimbas pada semua aspek yang lain. Karena kemampuan membaca, menulis dan berhitung  itulah yang menjadi syarat utama untuk dapat mengakses pengetahuan dan menguasai berbagai bidang ilmu: matematika, sains, dan sosial-humaniora. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung juga merupakan fondasi bagi setiap anak untuk dapat mengeksplorasi segenap talenta, bahkan potensi kecerdasan jamak, untuk berkembang mencapai puncaknya. Karena itu, ketidakmampuan di tiga bidang itu akan menghalangi setiap anak untuk dapat berkembang maju, menjelajahi samudra ilmu pengetahuan yang demikian luas serta menghadapi tantangan kehidupan yang makin berat dan kompleks.

Ajaran Islam pertama yang disampaikan melalui Rasulullah justru adalah perintah untuk mampu membaca, menulis dan berhitung itu. Hal itu sebagaimana wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW, yakni sebagaimana terdapat pada 5 ayat pertama di dalam surah al-`alaq sebagai berikut:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
  2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
  4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
  5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Quraisy Shihab memaknai ayat-ayat di atas sebagai perintah untuk belajar dan pandai membaca segala apa saja, termasuk di dalamnya pandai melakukan penelitian dan pengkajian segala ilmun pengetahuan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (membaca alam semesta) sehingga melahirkan kemanjuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kemampuan yang harus dibina yang bersifat paling mendasar untuk itu ialah kemampuan membaca, menulis dan berhitung, yang justru akhir-akhir ini menjadi persoalan yang memprihatinkan karena menurunya kualitas kemampuan anak-anak kita.

Semua persoalan di atas, tentu tidak bisa ditumpukan kepada sekolah, guru dan tenaga pendidikan semata, tetapi hal itu menjadi tanggung jawab kita semua, karena kesalahannya bukan hanya ada pada lembaga pendidikan, tetapi ada di rumah dan juga masyarakat serta pemerintah. Untuk itu, kita semua, uatamanya setiap orang tua, sekolah dan juga pemerintah untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh kemampuan membaca, menulis dan berhitung anak-anak kita, jangan sampai anak-anak kita tergolong sebagai anak yang memiliki kemampuan yang rendah dalam tiga bidang itu. Segala faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan tiga bidang itu harus ditangani dengan baik, uatamanya hal-hal yang telah merampas dan menyita kesempatan anak untuk belajar dengan baik, seperti berbagai macam game, you tobe, tik-tok, face book, dll.  Selanjutnya kita semua harus melakukan pembenahan bersama, mulai dari orang tua di rumah tangga, pemerintah dan masyarakat, karena hal ini bukan hanya tugas sekolah semata. Kita semua harus ingat peringatan Allah swt yang sangat keras sebagaimana terdapat di dalam al-qur`an dalam ayat berikut:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ٩

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

 

 

About Administrator Website

Check Also

Jujurlah dan Jangan Berdusta

Oleh Dr. Hairul Hudaya, M.Ag Teks Hadis عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ – رضى …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *